listrik samapi keperumahan dengan cara???
ini dia


1321951204128008046
Alur Pembangkitan Listrik di PLTA Cirata
Dalam proses produksi energi listrik, PLTA Cirata memanfaatkan air sebagai energi primer dari sungai Citarum yang memiliki debit air cukup besar dan ditampung di waduk (1) kemudian dialirkan melalui pintu air (water intake) (2), sedangkan pengaturan air dilakukan dari pusat pengendalian bendungan (dam control center) (3), selanjutnya masuk kedalam terowongan tekan (headrace tunnel) (4).
Sebelum memasuki pipa pesat (penstock) (5), air melewati tangki pendatar (surge tank) (6) yang berfungsi sebagai pengaman pipa pesat apabila terjadi tekanan mendadak atau tekanan kejut saat katup utama (inlet valve) (7) ditutup seketika.
Setelah katup utama dibuka, air masuk kedalam rumah siput (spiral case) (8). Air yang bergerak deras memutar turbine (9), dan keluar melalui pipa lepas (tail race) (10), selanjutnya dibuang ke saluran pembuangan.
Poros turbin yang berputar tersebut berputar menggerkkan generator (12) sehingga menghasilkan energi listrik dengan tegangan 16,5 kV  disalurkan ke trafo utama (main transformer) (13), selanjutnya ke gardu induk (GITET) (14) dan disalurkan ke sistem interkoneksi Jawa-Madura-Bali 500 kV (15).
Sekarang kita akan ikuti aliran distribusi listrik yang telah di produksi di PLTA Cirata (diatas) sehingga sampai ke pelanggan yang memerlukannya.
13220168481137297510
Bagan Distribusi Listrik
Pada umumnya di Indonesia produksi energi listrik yang dihasilkan oleh Pembangkit berkisar antara 6.000 hingga 21.ooo volt. Kemudian melalui trafo yang ada di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) tegangan yang ada di naikkan menjadi 500.000 Volt, ini bertujuan agar energi listrik bisa menjangkau wilayah yang jauh dengan bantuan SUTET(Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi) dan khususnya di Pulau Jawa telah terkoneksi dengan Bali yang mempunyai jarak tempuh lebih dari 100km.
Setelah menempuh jarak tertentu energi listrik itu masuk ke GITET kembali untuk seterusnya diturunkan tegangannya menjadi 150.000 Volt kemudian di distribusikan melalui SUTT (Saluran Udara Tegangan Tinggi). SUTT akan menjangkau GI (Gardu Induk) yang jaraknya lebih dekat, biasanya berada dalam suatu wilayah Provinsi.
Di Gardu Induk energi listrik yang mengalir melewatinya di turunkan lagi menjadi 20.000 Volt kemudian di distribusikan kembali melalui saluran yang lebih kecil yang diberi nama JTM (Jaringan Tegangan Menengah). Distribusi listrik diruang lingkup JTM ini memiliki 2 model, yaitu Udara bisa kita sebut SUTM(Saluran Udara Tegangan Menengah) dan Tanah bisa kita sebut SKTM(Saluran Kabel Tegangan Menengah).
Setelah melalui JTM energi listrik ini masuk ke Gardu Distribusi (GD) dan kembali diturunkan tegangannya menjadi 220 Volt, saluran yang diberi nama JTR (Jaringan Tegangan Rendah) ini pun memiliki dua model penyaluran yaitu udara dan tanah, ialah SUTR dan SKTR. Akhirnya energi listrik pun dialirkan kerumah-rumah pelanggan setelah melalui proses yang panjang.
Itulah sekilas mengenai cerita serta peta distribusi listrik sehingga sampai kepada kita. Namun alangkah baiknya setelah mengetahui asal-usul energi listrik ini, kita menjadi lebih bijaksana dalam menggunakan dan memanfaatkannya. Karena dengan begitu kita tidak menyia-nyiakan hasil kerja keras ribuan bahkan jutaan orang yang telah berjasa mewujudkan produksi serta distribusi energi listrik ini. Salah satunya adalah dengan menghemat energi yang kita gunakan sesuai dengan keperluan, sehingga akan membantu menerangi saudara-saudara kita yang tadinya belum terjamah oleh listrik menjadi bisa merasakan indah terangnya malam.

Posting Komentar